Sarana Wisata Islami Tebar Rabbani (SWITTER)
Dengan ini kami beritahukan bahwa Lembaga Dakwah Kampus Mizan akan mengadakan “Kegiatan Refreshing Mentoring”
Arti Lambang
Makna Gambar a. 6 anak tangga : melambangkan bahwa LDK Mizan berpijak pada 6 rukun Iman dalam melangkah b. 5 anak api : melambangkan bahwa LDK Mizan teguh memperjuangkan 5 rukun islam bagai api yang membara
Kegiatan Jannah For Mujahid 1435 H
Sabtu, 16 November 2013 bertempat di Auditorium Poltekkes Palembang diadakan Pembukaan Kegiatan Jannah For Mujahid (JFM) 1435 H. Kegiatan ini merupakan program kerja dari Departemen Syiar dengan megusung Tema “Jalinan Ukhuwah Untuk Muharram Jadikan Hidayah”
Kisah Nabi Samson
Nabi Samson, Nabi Yang Tidak Memiliki Pengikut 1 Orang-pun. Kisah Nabi Sam’un Ghozi AS ( Samson ) salah satu dari 124.000 Nabi. Seperti yang diketahui di dalam ajaran Islam, bahwa Jumlah Nabi menurut hadits yaitu 124.000 Orang, dan Rasul berjumlah 312 Orang, sesuai rukun iman ke-4 di dalam rukun iman diwajibkan untuk mengetahui 25 orang nabi dan rasul.
Foto Bersama Anggota LDK MIZAN Masa Dakwah 2013/2014
Foto Bersama Anggota LDK MIZAN Masa Dakwah 2013/2014 di halaman Masjid Agung Palembang, 20 Juli 2013
Mengapa Muslim Harus Berdakwah
[1] Dakwah merupakan jalan hidup Rasul dan pengikutnya Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah, Inilah jalanku; aku menyeru kepada Allah di atas landasan ilmu yang nyata, inilah jalanku dan orang-orang yang mengikutiku…” (Qs. Yusuf: 108) Berdasarkan ayat yang mulia ini Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengambil sebuah pelajaran yang amat berharga,
Kamis, 02 Oktober 2014
Sabtu, 05 April 2014
Ini buletin LDK Mizan Edisi Maret 2014. Buletin ini merupakan salah satu media dakwah LDK Mizan Poltekkes Palembang.
Dapat di unduh dibawah ini:
Halaman 1&4
Halaman 2&3
Sabtu, 15 Februari 2014
(Ketua Puskomnas 2010-2011)
Muqaddimah
Dakwah kampus semakin menjadi suatu fenomena yang menarik untuk diperhatikan. Dengan segala hambatan dan rintangan tetap akrab dengan nuansa pergerakan mahasiswa muslim. Dauroh, mentoring, kajian, seminar, sampai pada aksi-aksi keummatan. Kampus tidak lagi sekedar tempat tumbuhnya lokus intelektual semata. Ia pun semakin kental menjadi pusat pertumbuhan semangat dan aktivitas keislaman yang signifikan. Memasuki decade ketiga ini, dakwah kampus tidak cukup dengan stagnansi menjalani hari-hari dakwahnya tanpa sebuah inovasi.
Zaman cepat berubah “Today we have to run faster to stay in the same place”. Begitulah kira-kira ungkapan yang pernah dilontarkan oleh Kotler untuk melukiskan betapa pentingnya menangkap dinamika dan mengantisipasinya dengan langkah yang tepat agar dapat hidup di era turbelensi ini. Dalam kesempatan lain David Held (Global Transformation, 2000) menggambarkan bahwa globalisasi memiliki velocity (kecepatan), intencity (kedalaman), dan extencity (kekuasaan/daya jangkau) yang lebih dasyat dari sebelumnya. Hal ini menjadi tantangan sekaligus ancaman yang harus dihadapi oleh dakwah kampus agar berbenah diri menghadapinya.
Insan akademis yang kompetitif
Dakwah kampus tidak boleh melupakan tujuan perguruan tinggi secara umum, bahkan ia merupakan representasi nyata dari tujuan perguruan tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi harus mampu diterjemahkan oleh Aktivis Dakwah Kampus (ADK) dalam tafsiran yang tepat. Mengakttualkannya dalam bentuk program-program yang dinamis dan kreatif. Seperti juga visi pendidikan nasional “menciptakan insan akademis yang cerdas dan kompetitif”. Maka ADK harus tampil dengan peran resminya sebagai mahasiswa. LDK adalah Lembaga Dakwah Kampus yang telah memiliki sejarah tersendiri keberadaanya dalam pergerakan mahasiswa Islam Indonesia. Ratusan LDK telah tersebar diseluruh Indonesia seiring dengan pertumbuhan dunia Perguruan Tinggi sendiri. Selama lebih dari dua puluh tahun LDK berkembang dari gerakan elit, lalu membentuk komunitas, dan sekarang telah menjadi kenyataan sosiologis yang lebih luas lagi. Masyarakat kampus pada umumnya mulai terwarnai. Trend busana muslimah, nasyid, buku-buku pergerakan Islam, dauroh-dauroh, dan mentoring telah mengubah citra kampus yang sekuler, feodal, dan hedonistis menjadi “Pesantrean Modern” dimana kampus menjadi terasa Islami, egaliter, sederhana dan religious.
Pada awal tahun 90-an LDK telah merambah keperan yang lebih strategisn dengan mengambil posisi-posisi di lembaga-lembaga kemahasiswaan seperti BEM/Senat Mahasiswa. Pada FSLDK yang ke X, tahun 1998 di Malang para pemimpin LDK bahkan mengambil prakarsa untuk mendirikan KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Dengan demikian keberadaan LDK telah berkembang menjadi realitas sosial, dan menjadi realitas politik ditingkat nasional. Menilik kiprahnya yang signifikan dalam menentukan warna pergerakan mahasiswa di Indonesia, maka perannya ditingkat regional maupun internasional pun cepat berkembang. Apabila kemampuan untuk terus berkembang terpelihara dengan baik maka di masa yang akan datang alumni-alumni LDK yang semakin banyak akan menjadi penentu penting pembentukan masyarakat Islam Indonesia, sekaligus meneguhkan eksistensi politik umat.
LDK adalah modal dasar perjuangan, ia merupakan basis moral dan juga basis sosial dari pergerakan mahasiswa muslim. Oleh karena itu, LDK tidak boleh meninggalkan fungsi utama untuk membentuk kualitas kader handal sekaligus terus melahirkan produk di berbagai aspek kehidupan dalam rangka membentuk masyarakat Islami.
Ada beberapa hal yang perlu diperteguh sebagai basik position LDK. Pertama, LDK sebagai lembaga intra kampus yang merupakan bagian tidak terpisahkan baik dari struktural maupun cultural dari civitas akademika disuatu perguruan tinggi. Keberadaannya berbanding lurus dengan keberadaan perguruan tinggi. LDK akan tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan suatu perguruan tinggi. Kedua, inti keberadaan LDK adalah pembinaan dakwah di kampus. Oleh karena itu tanggung jawab untuk membina kader, dan fungsi laboratorium dakwah yang senantiasa memproduk berbagai trend Islamisasi menjadi kewajiban utamanya. LDK diaharapkan mampu menawarkan konsep-konsep Islami didunia akademik dan profesi. Suatu yang menjadi kebutuhan civitas akademika dikampus.
Ketiga, LDK adalah penjaga moral, perekat yang dinamis dan markas dakwah bagi seluruh elemen pergerakan mahasiswa. Artinya LDK harus mampu menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga kemahasiswaan lain yang ada dikampus dalam mensukseskan agenda-agenda dakwahnya. Keempat, LDK sebagai lembaga intra kampus adalah lembaga yang tidak langsung memasuki wilayah politik. Ia memproduk pemikiran-pemikiran politik, sikap moral dan akan menyalurkannya struktur terkait serta organisasi mahasiswa lainnya. Hal ini tidak berarti bahwa LDK akan menjadi sebuah gerakan parsial, namun semata-mata merupakan titik tekan, core competence, atau spesialisasi. Kelima, LDK adalah miniatur masyarakat Islam di Indonesia yang menampung berbagai problematika umat, kompleksitas, dan pluralitas didalamnya. LDK hendaknya dapat menjadi teladan dan pelopor pada setiap perubahan kearah Islami.
Dakwah kampus harus menjawab tawazunitas yang belum tuntas. Amal dakwah yang seimbang antara dakwiyah, fanniyah, dan siyasiyah menjadi titik tekan. Ketiga pendekatan amal dakwah kampus ini bukan sesuatu yang terkotak atau satu amal lebih dipentingkan dari amal yang lainnya. Ketiganya merupakan kesatuan amal yang terintegrasi menjadi kekhasan dakwah kampus. Ketertinggalan salah satu poin amal dakwah didalamnya merupakan sebuah kepincangan yang harus diperbaiki. Misalnya, selama ini amal dakwah fanniyah (keilmuan) seolah-olah di kesampingkan, dibandingkan dengan amal dakwiyah terutama amal siyasiyah.
Perubahan-perubahan structural maupun kultural akibat proses transisi sosial politik Indonesia. Karenannya diperlukan perubahan cara pandang terhadap diri dan lingkungan dalam menyikapinya. Patut dijadikan asumsi dalam menentukan format baru dakwah kampus kedepan adalah dinamika yang berkembang dikalangan ADK sendiri yaitu : Pertama, adanya kecenderungan untuk lulus cepat, hal ini selain disebabkan karena semakin singkatnya masa putus studi juga diakibatkan semakin mahalnya biaya pendidikan. Implikasinya adalah waktu yang dibutuhkan untuk berorganisasi tidak lama. Kedua, miskinnya tradisi intelektual dikalangan ADK dan mahasiswa secara umum. Hal itu tercermin dari sedikitnya dinamika intelektual yang berkembang dalam pers kampus. Kalaupun terbit semacam bulletin, namun itu tidak lebih dari saduran buku-buku dan tidak mencerminkan pergulatan intelektual dan ideology terhadap realitas sosial politik keummatan yang berkembang.
Mengembalikan LDK pada Khitahnya
Selain enam hal tersebut diatas yang seyogyanya diperteguhkan, ada beberapa agenda mendesak pokok-pokok pemikiran yang perlu dikedepankan pembahasannya di internal FSLDK dan LDK-LDK, hal ini didasarkan pada fenomena-fenomena kekinian yang memperlihatkan “melemahnya” peran dan gerak sy’iar dakwah kampus dibeberapa daerah-daerah Indonesia.
Pertama, mengeksplorasi permasalahan yang berkembang dan menjadi kendala bagi kemajuan LDK diwilayah, untuk menentukan skala prioritas pemenuhan kebutuhan bagi masing-masing LDK yang ada. Langkah selanjutnya yaitu penugasan kepada perangkat FSLDK untuk mempersiapkan strategi pendampingan terhadap LDK yang masih berada dalam tahap persiapan maupun permulaan. Hal ini sangat diperlukan dalam rangka penyamaan langkah perkembangan Islam yang dimulai dari gerakan intelektual kampus.
Kedua, menyambut baik diterapkannya syari’at Islam dibeberapa daerah dan semakin menguatnya arus Islamisasi diberbagai lini secara parsial (melalui perda-perda, sekolah-sekolah Islam, dunia perbankan, ekonomi dan sebagainya), diperlukan sebuah perencanaan strategis yang terukur menuju model kampus yang Islami. Sehingga perwujudan lainnya akademis dan profesional muslim sejati bisa dilahirkan melaui kampus. Kajian-kajian bidang akademik dan riset keilmuaan serta penerapannya secara bertahap hendaknya mulai dilakukan, karena masyarakat saat ini tidak hanya membutuhkan pemahaman, tetapi yang lebih penting adalah implementasi nyata dari apa yang selalu kita suarakan.
Ketiga, memiliki kehidupan kampus yang kian dijerat oleh pragmentisme materi, hedonisme, dan pergaulan bebas, diperlukan langkah-langkah serius untuk menanggulanginya. Apabila tidak, akan terjadi fenomena melemahnya mental dan moral mahasiswa. Terserapnya mahasiswa kedalam mental dan moral budaya Barat dan kapitalisme global. Upaya- upaya sistematis untuk menghalau fenomena ini merupakan penguatan identitas dan kultur para aktivis dakwah kampus agar tidak ikut-ikutan tercemar seperti yang tergambar dalam melemahnya pergaulan antar ikhwan dan akhowat, millitansi, sifat kritis dan berbagai budaya yang bersifat laghwi (perkataan dan perbuatan yang sia-sia).
Keempat, semakin marak dan menjalannya kegiatan kristenisasi didalam kampus dan dimasyarakat umum dengan berbagai kedok dan cara. Perlu adanya penanganan yang intensif dan terfokus dari seluruh element umat Islam., lembaga keislaman, dan ormas-ormas Islam sehingga dapat memberikan pemahaman dan penanganan secara nyata terhadap hal tersebut. Butuh kerjasama dan jalinan komunikasi yang efektif dan efesien disetiap lini sehingga data dan fakta yang terjadi dapat lebih cepat diantisipasi dan ditangani.
Kelima, LDK perlu memperkuat syuro dan amal jama’i dilingkungan para aktifis dan masyarakat umum. LDK harus mengutamakan persaudaraan dan bergerak sinergis dengan berbagai komponen pergerakan mahasiswa, khususnya yang secara tradisional dilahirkan dan dibesarkan oleh LDK sendiri. Dalam sejarah panjang LDK yang sudah mengadakan ‘hajatan’ hingga FSLDKN ke XV yang diadakan di Ambon sebagai tuan rumahnya, ada metamorfosa dalam gagasan, organisasi, dan dinamika gerakan. Sepuluh tahun lebih FSLDK berjuang mencoba menata diri dan menyesuaikan aktivitas gerakannya dengan situasi zamannya. Dalam proses tersebut ada beberapa catatan yang perlu ditulis sebagai bahan kontemplasi, agar tidak gamang dalam memilih jalan dan tidak ragu memperbaiki bangsa ini serta sebagai awal untuk kembali kepada khitah perjuangan dakwah kampus.
Pertama, visi gerakan dan pragmatisme. Membentuk Kader Militan adalah tujuan dari proses kaderisasi yang dilakukan oleh LDK, atau Muslim Negarawan yang coba digaungkan oleh KAMMI. Kader Militan ataupun Muslim Negarawan hendaknya harus mulai tercermin dari kader-kader LDK dan KAMMI itu sendiri, terutama dijajaran para pemimpinnya. Bagaimana mungkin ide dan gagasan ini dapat tersosialisasi dan membumi dimasyarakat kalau penggagasnya justru jauh dari sosok seorang pribadi muslim. Sehingga wajarlah, ketika kalimat-kalimat ikhuwah islmiyah, amal jama’i, utamakan kuliah dahulukan dakwah hanya menjadi slogan belaka tanpa ada ruh kekuatan yang mampu mencerminkan itu semua. Ditengah-tengah menjalarnya pragmatisme gerakan mahasiswa, seharusnya kader atau pemimpin dapat menjadi teladan dalam aspek moral gerakan dengan menjaga idealisme khitaah gerak juang dan orientasi gerakan. Jangan sampai LDK justru larut dalam budaya pragmatisme gerakan dengan menghalalkan segala cara. LDK harus memiliki dhawabit (kerangka) moral dan etika dalam gerak juangnya. Ini diperlukan agar ijtihad setiap pemimpin LDK dalam menjalankan roda organisasi dan komunikasi tidak sampai menimbulkan ekses negative pribadi dan organisasi.
Kedua, komunikasi dan eksekusi gerakan. LDK harus menjadi organisasi yang terbuka (inklusif) bukan tertutup (eksklusif) serta dapat berkomunikasi dengan siapa pun dan ideology apa pun. Namun, dalam membangun komunikasi ini harus diawali dengan posisi yang jelas dan konsep yang kuat. Sehingga diharapkan gagasan-gagasan tersebut bisa menjadi gagasan bersama dalam konstribusi perbaikan bangsa dan negara. Hendaknya, bagi LDK komunikasi yang terbangun dengan pihak lain bukan sebagai alat untuk mempercepat mobilisasi vertical para pemimpinnya, tetapi lebih pada menjalankan fungsi da’i (penyeru pada kebenaran). Bargaining position LDK adalah visi gerakan dan kebenaran. Jangan justru agenda-agenda orang lain masuk dan menjadi agenda-agenda kita dan jangan sampai LDK menjadi kendaraan pihak lain dalam mewujudkan ambisi-ambisi pribadi, jika hal ini sudah terjadi maka LDK tidak lebih dari sebuah event organizer raksasa yang bekerja tergantung order.
Ketiga, LDK belakangan ini mewacanakan suksesi kepemimpinan dan regenerasi serta penokohan kadernya. LDK adalah sebuah gerakan yang tingkat pertumbuhannya sangat pesat, baik dari jumlah aspek kader maupun structural. LDK akhir tahun 2008 lalu dengan lingkup Nasional mengadakan pertemuan di Universitas Indonesia merumuskan konsep untuk membangun jaringan diluar negeri dengan konsep ‘FSLDK go Internasional’. LDK adalah organisasi besar yang memiliki manhaj kaderisasi yang cukup jelas dan lengkap, namun masih perlu perbaikan disisi implementasi. Perlu evaluasi kritis dalam proses regenerasi kepemimpinan di tubuh FSLDK. Karena regenerasi kepemimpinan bukan hanya faktor kederisasi, tetapi juga menyangkut bagaimana alur pemberdayaan kader di organisasi. Harus ada keseimbangan anatra kualitas kader dan mekanisme pemnberdayaanya. Jangan sampai ada kader yang punya ‘pangkat’ banyak, tetapi disisi lain ada kader yang ‘nganggur’.
Keempat, proses tourits (pewarisan) juga menjadi hal yang penting dalam regenerasi. Kader-kader yang potensial harus dipastikan mendapat pewarisan fikroh dan manhaj yang benar dan lurus dari pendahulunya, sehingga bangunan peradaban yang akan dibangun FSLDK bisa terus berlanjut, tidak selalu memulai dari nol. Krisis tourist inilah yang cukup memprihatinkan. Oleh sebab itu, wadah alumni LDK sepertinya harus bisa terealisasi pada forum-forum nasional untuk dibicarakan konsep dan teknisnya. Kosistensi agenda dan momentum. Salah satu kekuatan gerakan mahasiswa adalah kosistensi isu gerakan yang tergantung dengan ideologi dan visi gerakan. FSLDK seharusnya memiliki isu yang konsisten sebagai buah dari ideologi dan visi gerakan.
Khatimah
Mengakhiri tulisan ini, paling tidak sebagai solusi awal ada tiga pokok pemikiran tentang format baru dakwah kampus menurut saya yang perlu dikembangkan, pemikiran ini lahir dari perspektif peran kampus terkait dengan pronyek rekonstruksi negara madani dengan mempertimbangkan asumsi pergeseran lingkungan strategis akibat transisi sosial serta beberapa realita dikalangan ADK. Akselerasi kelulusan aktivis dakwah kampus yang kompetitif. Proyek rekonstruksi negara madani adalah proyek yang kompleks, karena waktu yang lama serta kebutuhan resources yang tidak sedikit. Dibutuhkan sebuah lumbung SDM yang mampu membentuk sebuah lapisan sosial yang terdiri dari da’iyah dengan kompetensi tinggi serta memiliki militansi untuk melakukan transformasi nilai-nilai rabbaniyah, baik secara struktural maupun cultural.
Lapisan sosial itu memiliki dua fungsi yaitu : Pertama,, adalah sebagai basis yang mapan bagi proses mobilitas vertikal para ADK untuk masuk kedalam pusat-pusat pengambilan keputusan strategis, sebab pada kenyataannya tidaklah mungkin melakukan ishlalul hukumah seorang diri. Tidak mungkin seorang ADL menjadi tokoh publik, dan melakukan transformasi nilai-nilai rabbaniyah seorang diri. Dia membutuhkan dukungan dari berbagai kalangan dengan tingkat kompetensi yang tinggi. Kedua, adalah sebagai basis bagi lahirnya kandidat-kandidat calon pemimpin ummat yang maju dalam mimbar pemimpin mulai dari tingkat daerah hingga nasional, mulai dari suksesi kepemimpinan formal maupun nonformal. Jangan sampai ummat ini selalu ditimpa krisis calon pemimpin. Lapisan sosial itu sebagai kelas menengah muslim. Tanpa eksistensi lapisan sosial ini yang berkelanjutan, sulit membayangkan nasib dan proyek rekonstruksi negara madani. Dalam konteks inilah kita menempatkan dakwah kampus, dimana ia harus segera melakukan akselerasi kelulusan aktivisnya. Aktivis dengan seluruh kelengkapan fikrah, aqidah, suluk dan manhaj.
Memiliki kompetensi dan bermental petarung, sebab posisi-posisi strategis di masyarakat tidak ada yang gratis. Untuk setiap kelompok sosial dari kelas menengah, harus ada pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya. Artinya, dakwah kampus harus memberikan iklim yang kondusif bagi lahirnya para calon pedagang, intelektual, birokrasi dan professional. Jangan sampai ada aktivis dakwah kampus, yang setelah lulus luntang-lantung karena tidak mampu bersaing dilapangan kehidupan. Ketiga, dakwah kampus harus memiliki jaringan keorganisasian pasca kampus. Ada tiga jenis organisasi dalam suatu negara, tempat dimana sektor-sektor kehidupan negara dikelola. Yaitu organisasi publik (birokrasi), organisasi private (perusahaan), dan organisasi nirlaba (Ormas, LSM atau Asosiasi Profesi). Kelak para ADK akan terserap dan ditantang untuk berkiprah di ketiga sektor tersebut. Sebagai kader yang mengemban misi dakwah, ADK dituntut utnuk mampu berkiprah dan mengarahkan ketiga organisasi itu merekonstruksi Indonesia menjadi negara Madani. Artinya, mereka harus memiliki pengaruh dan magnet sehingga seluruh sektor kehidupan negara dapat berjalan kearah yang lebih baik dengan mengabsorbsikan nilai-nilai ketuhanan. Untuk dapat mencapai itu semua tentu saja bukan perihal mudah, butuh waktu untuk membuktikan integritas, kredibilitas, dan kompetensi ADK sebagai orang layak menempati dan bersaing dikesemua sektor tersebut.
Keempat, dakwah kampus harus mampu menumbuhkan semangat kewirausahaan dan penguasaan teknologi. Kemandirian ekonomi adalah salah satu ‘mata kuliah’ yang harus dilalui oleh Rasulullah saw pada masa-masa persiapan hingga menerima amanah Risalah Kenabian. Beliau mulai mengenal aktivitas kewirausahaan semenjak dini, yaitu ketika berusia 12 tahun, saat ia mengikuti kafilah dagang yang dipimpin Abu Thalib ke negeri Syam.
Menurut Al Buthy, ada dau pelajaran yang tersurat didalam kisah diatas. Pertama, menjag a integritas dan kredibilitas gerakan, “dakwahnya tidak akan dihargai orang manakala mereka menjadikan dakwah sebagai sumber rezekinya”. Tentunya kita menginginkan agar seruan dakwah ini selalu dihormati, disegani, dan didengar oleh ummat, sehingga dapat mengarahkan proses transformasi sosial kearah nilai-nilai ketuhanan. Namun, ketika ummat tidak lagi menghargainya, maka niscaya ia gagal dalam mengarahkan ummat. Kedua, menjaga independensi gerakan. “agar kita tidak nerhutang budi kepada seorang pun, yang dapat menghalangi dari menyatakan kebenaran dengan argumentasi adanya investor budi”. Pengguliran perubahan menuju negara madani, tidaklah mudah dimana pasti ada kekuatan status-quo yang tidak menghendaki perubahan. Mereka ingin agar Indonesia tetap berkubang dalam nilai-nilai jahiliyah.
Dalam era kompetensi ini, terjadilah sinergi yang beragam. Dibawah pengaruh politik setiap negara ia dibentuk. Politik negara yang dapat membangun sinergi positif antara ekonomi dan teknologi akan membuat negara-negara tersebut akan stabil dalam berbagai aspek. Namun, negara-negara yang gagal membangun sinergi antara kedua sektor tersebut dalam balutan kebijakan politiknya, akan menimbulkan proses kontradiktif yang membahayakan stabiliotas nasional. Ancaman disintegrasi bangsa mudah tampil dalam kehidupan negara tersebut. Meskipun kelak tidak semua ADK menjadi wirausahawan, namun cita-cita dan nilai-nilai seorang wirausahawan harus tetap terbawa selama hidupnya. Semoga investasi kebaikan diforum mulia ini dapat terimplementasikan dalam menjawab tantangan zaman yang ada, dan tentunya bisa memberikan solusi atas begitu banyaknya permasalahan-permasalahan Bangsa.
Wallahu A’lam Bishawwab.
Minggu, 29 Desember 2013
No | Tanggal | Keterangan | Pemasukan | Pengeluaran | Saldo |
1 | 05 Juni 2013 | Dana pendidikan untuk musbar | 750.000,00 | 750.000,00 | |
2 | 05 Juni 2013 | Sisa kas LDK lama | 1.426.000,00 | 2.176.000,00 | |
3 | 03 Juli 2013 | Beli kotak saran | 78.000,00 | 2.098.000,00 | |
4 | 18 Juli 2013 | Sisa kegiatan TDO | 254.000,00 | 2.352.000,00 | |
5 | 20 Juli 2013 | Kegiatan baksos | 600.000,00 | 1.752.000,00 | |
6 | 21 Juli 2013 | Sisa kegiatan baksos | 302.100,00 | 2.054.100,00 | |
7 | 02 September 2013 | Paket pps | 1.500.000,00 | 554.100,00 | |
8 | 19 September 2013 | Dokumentasi | 100.000,00 | 454.100,00 | |
9 | 19 September 2013 | Paket pps | 2.310.000,00 | 2.764.100,00 | |
10 | 19 September 2013 | Buat name tag anggota | 400.000,00 | 2.364.100,00 | |
11 | 19 September 2013 | Humas | 64.000,00 | 2.300.100,00 | |
12 | 20 September 2013 | Infaq | 454.200,00 | 2.754.300,00 | |
13 | 21 September 2013 | Danus | 129.200,00 | 2.883.500,00 | |
14 | 21 September 2013 | Kegiatan Smile | 200.000,00 | 2.683.500,00 | |
15 | 22 September 2013 | Sumbangan | 54.000,00 | 2.737.500,00 | |
16 | 23 September 2013 | Sisa kegiatan Smile | 115.900,00 | 2.853.400,00 | |
17 | 28 September 2013 | Kegiatan TFT | 1.000.000,00 | 1.853.400,00 | |
18 | 28 September 2013 | Infaq | 56.000,00 | 1.909.400,00 | |
19 | 29 September 2013 | Sisa TFT | 95.000,00 | 2.004.400,00 | |
20 | 10 Oktober 2013 | Kestari | 183.100,00 | 1.821.300,00 | |
21 | 20 Oktober 2013 | Infaq | 357.100,00 | 2.178.400,00 | |
22 | 27 Oktober 2013 | Kestari | 50.000,00 | 2.228.400,00 | |
23 | 10 Nopember 2013 | Kegiatan JFM | 1.657.000,00 | 571.400,00 | |
24 | 15 Nopember 2013 | Infaq Alumni | 300.000,00 | 871.400,00 | |
25 | 17 Nopember 2013 | Danus | 604.100,00 | 1.475.500,00 | |
26 | 20 Nopember 2013 | Kestari | 32.000,00 | 1.443.500,00 | |
27 | 18 Desember 2013 | Infaq | 51.000,00 | 1.494.500,00 |
Saldo Akhir Rp 1.494.500,00
Senin, 23 Desember 2013
Rabu Akhir Safar
- Bulan Rajab kelebihannya ada pahala puasa sunnah dan istighfar rajab. Kejadian pada waktu itu adalah Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad saw.
- Bulan Sya’ban terkenal dengan Nisyfu Sya’ban.
- Bulan Ramadlon dengan puasa wajibnya dan terkenal dengan Malam Lalilatul Qadarnya.
- Bulan Dzulhijjah terkenal dengan haji & puasa sembilan hari pertamanya, terutama Hari Arafah dan Hari Tarwiyahnya.
- Bulan Muharrom terkenal dengan Doa Akhir & Awal Tahunnya serta hari Asyuranya.
- Kemudian sebagai perimbangannya dalam setahun itu diturunkan sekaligus keburukan (bala’, bencana, penyakit dan wabah) di akhir bulan shafar.
- Kejahatan yang turun dari langit., seperti wabah penyakit, udara buruk, topan, petir, rihul ahmar, kuman, penyakit yang berterbangan diudara dan sebagainya.
- Kejahatan yang naik ke langit., seperti catatan amal buruk yang dibawah oleh malaikat kelangit, ruh-ruh orang orang jahat, Iblis serta anak buahnya yang mencuri berita dilangit yang kemudian menyebarkannya dengan ditambah berbagai berita bohong.
- Kejahatan yang terjadi di muka bumi. seperti gangguan syetan, jin dan manusia, binatang buas, kezaliman, hasut, fitnah, niat jahat, kecelakaan, peperangan dan sebagainya.
- Kejahatan yang keluar dari bumi.seperti gempa bumi, gunung meletus, gas beracun, binatang-binatang yang keluar dari bumi (ular, kalajengking dll).
Sumber: Rillah LDK Mizan Desember 2013 |
Sebagai bagian dari pemuda, mahasiswa juga memiliki karakter positif lainnya, antara lain idealis dan energik.dealis berari (sehrusnya) mahasiswa masih belum terkotori oleh kepentingan pribadi, juga belum terbebabni oleh beban sejarah atau beban posisi. Artinya mahasiswa masih bebas menempatkan diri pada posisi yang dia anggap terbaik, tanpa adanya resistansi yang lebih besar. Sedangkan energik berarti pemuda biasanya siap sedia melakukan “kewajiban” yang dibebankan oleh suatu ideology manakala dia telah meyakini kebenaran ideology itu.
Dengan potensi itu, wajar jika pada setiap zaman kemudian pemuda memegang peranan pening dalam perubahan kaumnya. Kita lihat kisah Ibrahim as sang pembaharu, atau kisah pemudi kahfi (Q.S. 18: 9-26) yang masing-masing sigap menerima kebenaran.
Ada ulama yang kemudian menyampaikan bahwa pemuda memiliki 3 peran:
1.Sebagai generai penerus (Q.S Ath Thur : 21); meneruskan nilai-nilai kebaikan yag ada pada suatu kaum.
2.Sebagai generasi pengganti (Q.S. Maidah : 54); menggantikan kaum yang memang sudah rusak dengan karakter mencintai dan dicintai Allah, lemah lembut kepada kaum mu’min, tegas kepada kaum kafir, dan tidak takut celaan orang yang mencela.
3.Sebagai generai pembahari (Q.S. Maryam : 42); memperbaiki dan memperbaharui kerusakan yang ada pada suatu kaum.
Islam adalah sebuah ideology yang memberikan energi besar bagi perubahan. Hal ini dimungkinkan karena karakter Islam yang syumul, mewarnai seluruh aspek kehidupn dan mengatur seluruh bagian manusia.
Berbicara tentang perubahan, tentunya akan memunculkan pertanyaan mengapa harus ada perubahan? Kondisi saat ini sangat jauh dari ideal. Tidak perlu kita pungkiri bahwa masyarakt (termasuk atau terutama di Indonesia) saat ini masih cukup jauh dari Islam. Contoh yang jelas tampak di permukaan adalah pada moral masyarakat, misalnya korupsi yang membudaya atau adanya pergaulan bebas. Oleh karena itu tidak salah jika ada ulama yanh mengatakan kondisi sekarang sebagai jahiliyah modern.
Melakukan perubahan adalah perintah si dalam ajaran Islam, sebagaimana dalam sebiuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung, orang yang hari ini sama dengan kemarin berarti rudi, dan orang yang hari ini lebih buruk dari kemarin adalah celaka. Artinya kalau kita membiarkan kondisi statis tanpa perubahan –apalagi membiarkan perubahan ke arah yang lebih buruk- berarti kita tidak termasuk orang yang beruntung. Juga di dalam Ali Imran:104 Allah memerintahkan agar ada kaum yang menyeru kepada kebaikan –sebagai sebuah perubahan.
Dengan mengetahui sedimikian hebat dan canggihnya usaha musuh-musuh Islam khususnya Yahudi di dalam memurtadkan atau minimal mensekulerkan kaum muslimin, dan hasil usaha mereka telah mencengkeram berurat berakar pada tubuh kaum muslimin, tibul pertanyaan : Apakah kondisi yang demikian parah tidak dapat dirubah? Lalu siapakah yang mampu merubah kondisi tersebut? Dan bagaimana caranya?
Sudah merupakan sunatullah bahwa pergiliran kemenangan merupakan suatu kepastian yang akan terjadi.
Maka perubahan menuju kejayaan Islam dan kaum muslimin bukanlah suatu hal yang mustahil. Yang paling bertanggungjawab akan kebangkitan Islam bukanlah orang lain melainkan tentu saja umat Islam itu sendiri, khususnya para pemuda pemudi dan lebih khusus lagi para mahasiswa dan mahasiswi Islam.
Sejarah membuktikan unsur utama perubah kekalahan menjadi kemenangan adalah generasi muda. Sejak zaman para nabi hingga sekarang para pemudalah yang menjadi garda depan perubahan kondisi ummat.
Para pemuda seharusnya menyadari bahwa inilah saat yang paling tepat untuk beubah dan ikut merubah kondisi. Rasulullah bersabda: Gunakanlah lima perkara sebelum dating lima perkara yaitu :
1.Hidupmu sebelum matimu
2.Kesehatanmu sebelum sakitmu
3.Masa luangmu sebelum kesibukanmu
4.Masa mudamu sebelum masa tuamu
5.Masa kayamu sebelum masa miskinmu
Untuk perisai bagi terjaganya waktu muda maka perlu memperhatikan suatu riwayat tentang adanya pertanyaan penting di akhirat kelak khususnya kepada para pemuda yakni:
1.Umurnya, untuk apa ia habiskan?
2.Tentang masa mudanya, juga untuk apa ia manfaatkan?
3.Hartanya, darimana ia peroleh dan kemana ia infakkan (keluarkan)?
4.Ilmunya, apa yang telah ia lakukan dengan ilmunya itu?
Masa muda memang penuh tantangan yang harus digunakan untuk mencapai kedewasaan, kematangan dan kepribadian Islami yang benar-benar tangguh. Seorang pemuda yang banyak melakukan penyimpangan akhlak, pemikiran dan tugas-tugas dimana letak keindahannya? Untuk itu Ia harus memperbaiki diri bersama Islam, bersama orang-orang shaleh, yang bersama-sama meningkatkan kualitas akhlaknya, Ilmu, wawasan, amal, kekuatan fisik dan kemandirian.
Maraji’:
-Buku Penunjang Materi Asistensi Agama Islam Faperta UGM
http://harokah.blogspot.com/2005/12/peran-mahasiswa-islam.html
Minggu, 24 November 2013
Memperbanyak puasa selama bulan Muharram
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:
Puasa Asyura’ (puasa tanggal 10 Muharram)
Dari Abu Musa Al Asy’ari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
Dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:
Keterangan:
Puasa Asyura’ merupakan kewajiban puasa pertama dalam islam, sebelum Ramadlan. Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz radliallahu ‘anha, beliau mengatakan:
Setelah Allah wajibkan puasa Ramadlan, puasa Asyura’ menjadi puasa sunnah. A’isyah radliallahu ‘anha mengatakan:
Puasa Tasu’a (puasa tanggal 9 Muharram)
Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau menceritakan:
Adakah anjuran puasa tanggal 11 Bulan Muharram?
Sebagian ulama berpendapat, dianjurkan melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram, setelah puasa Asyura’. Pendapat ini berdasarkan hadis:Hadis ini dihasankan oleh Syaikh Ahmad Syakir. Hadis ini juga dikuatkan hadis lain, yang diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra dengan lafadz:
Dengan menggunakan kata hubung وَ (yang berarti “dan”) sementara hadis sebelumnya menggunakan kata hubung أَوْ (yang artinya “atau”).
Al-Hafidz Ibn Hajar menjelaskan status hadis di atas:
Hadis ini diriwayatkan Ahmad dan al-Baihaqi dengan sanad dhaif, karena keadaan perawi Muhammad bin Abi Laila yang lemah. Akan tetapi dia tidak sendirian. Hadis ini memiliki jalur penguat dari Shaleh bin Abi Shaleh bin Hay. (Ittihaf al-Mahrah, hadis no. 2225)
Demikian keterangan Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Munajed.
Sementara itu, ulama lain berpendapat bahwa puasa tanggal 11 tidak disyariatkan, karena hadis ini sanadnya dhaif. Sebagaimana keterangan Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam ta’liq musnad Ahmad. Hanya saja dianjurkan untuk melakukan puasa tiga hari, jika dia tidak bisa memastikan tanggal 1 Muharam, sebagai bentuk kehati-hatian.
Imam Ahmad mengatakan:
Jika awal bulan Muharram tidak jelas maka sebaiknya puasa tiga hari: (tanggal 9, 10, dan 11 Muharram), Ibnu Sirrin menjelaskan demikian. Beliau mempraktekkan hal itu agar lebih yakin untuk mendapatkan puasa tanggal 9 dan 10. (Al Mughni, 3/174. Diambil dari Al Bida’ Al Hauliyah, hal. 52).
Disamping itu, melakukan puasa 3 hari, di tanggal 9, 10, dan 11 Muharram, masuk dalam cakupan hadis yang menganjurkan untuk memperbanyak puasa selama di bulan Muharram. Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Ibnul Qayim menjelaskan bahwa puasa terkait hari Asyura ada tiga tingkatan:
- Tingkatan paling sempurna, puasa tiga hari. Sehari sebelum Asyura, hari Asyura, dan sehari setelahnya.
- Tingkatan kedua, puasa tanggal 9 dan tanggal 10 Muharram. Ini berdasarkan banyak hadis.
- Tingkatan ketiga, puasa tanggal 10 saja.
Bolehkah puasa tanggal 10 saja?
Sebagian ulama berpendapat, puasa tanggal 10 saja hukumnya makruh. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berencana untuk puasa tanggal 9, di tahun berikutnya, dengan tujuan menyelisihi model puasa orang yahudi. Ini merupakan pendapat Syaikh Ibn Baz rahimahullah.Sementara itu, ulama yang lain berpendapat bahwa melakukan puasa tanggal 10 saja tidak makruh. Akan tetapi yang lebih baik, diiringi dengan puasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya, dalam rangka melaksanakan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam majmu’ fatawa, Syaikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya:
Bolehkah puasa tanggal 10 Muharam saja, tanpa puasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya. Mengingat ada sebagian orang yang mengatakan bahwa hukum makruh untuk puasa tanggal 10 muharram telah hilang, disebabkan pada saat ini, orang yahudi dan nasrani tidak lagi melakukan puasa tanggal 10.
Beliau menjawab:
Makruhnya puasa pada tanggal 10 saja, bukanlah pendapat yang disepakati para ulama. Diantara mereka ada yang berpendapat tidak makruh melakukan puasa tanggal 10 saja, namun sebaiknya dia berpuasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Dan puasa tanggal 9 lebih baik dari pada puasa tanggal 11. Maksudnya, yang lebih baik, dia berpuasa sehari sebelumnya, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Jika saya masih hidup tahun depan, saya akan puasa tanggal sembilan (muharram).” maksud beliau adalah puasa tanggal 9 dan 10 muharram….. Pendapat yang lebih kuat, melaksanakan puasa tanggal 10 saja hukumnya tidak makruh. Akan tetapi yang lebih baik adalah diiringi puasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. (Majmu’ Fatawa Ibn Utsaimin, 20/42)
Artikel KonsultasiSyariah.com
Sabtu, 23 November 2013
Nabi Samson, Nabi Yang Tidak Memiliki Pengikut 1 Orang-pun. Kisah Nabi Sam’un Ghozi AS ( Samson ) salah satu dari 124.000 Nabi. Seperti yang diketahui di dalam ajaran Islam, bahwa Jumlah Nabi menurut hadits yaitu 124.000 Orang, dan Rasul berjumlah 312 Orang, sesuai rukun iman ke-4 di dalam rukun iman diwajibkan untuk mengetahui 25 orang nabi dan rasul.
Dari Abi Zar ra, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi,
” Jumlah para nabi itu adalah seratus dua puluh empat ribu ( 124.000 ) nabi.”
” Lalu berapa jumlah Rasul di antara mereka ? ”
Beliau menjawab, ” Tiga ratus dua belas ( 312 ) Orang. ”
( Hadits Riwayat At-Turmuzy )
Samson atau Simson, merupakan seorang nabi di dalam ajaran islam yang dikenal dengan nama Nabi Sam’un Ghozi AS. Kisah nabi ini, terdapat di dalam kitab-kitab, seperti kitab Muqasyafatul Qulub dan kitab Qishashul Anbiyaa. Nabi Sam’un Ghozi AS memiliki kemukjizatan, yaitu dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana.
Cerita Nabi Sam’un Ghozi AS adalah kisah Israiliyat yang diceritakan turun-temurun di jazirah Arab. Cerita ini melegenda jauh sebelum Rasulullah lahir. Dari kitab Muqasyafatul Qulub karangan al Ghazali, diceritakan bahwa Rasulullah berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan.
Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Sam’un Ghozi AS, beliau adalah Nabi dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi. Dikisahkan Nabi Sam’un Ghozi AS berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketangguhan dan keperkasaan Nabi Sam’un dipergunakan untuk menentang penguasa kaum kafirin saat itu, yakni raja Israil.
Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Sam’un. Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga akhirnya atas nasehat para penasehatnya diumumkanlah, barang siapa yang dapat menangkap Sam’un Ghozi, akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah.
Singkat cerita Nabi Sam’un Ghozi AS terpedaya oleh isterinya. Karena sayangnya dan cintanya kepada isterinya, nabi Sam’un berkata kepada isterinya,
”Jika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku.”
Akhirnya Nabi Sam’um Ghozi AS diikat oleh istrinya saat ia tertidur, lalu dia dibawa ke hadapan sang raja.
Beliau disiksa dengan dibutakan kedua matanya dan diikat serta dipertontonkan di istana raja. Karena diperlakukan yang sedemikian hebatnya, Nabi Sam’un Ghozi AS berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau berdoa dengan dimulai dengan bertaubat, kemudian memohon pertolongan atas kebesaran Allah. Do’a Nabi Sam’un dikabulkan, dan istana raja bersama seluruh masyarakatnya hancur beserta isteri dan para kerabat yang mengkhianatinya.
Kemudian nabi bersumpah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas semua kebathilan dan kekufuran yang lamanya 1000 bulan tanpa henti. Semua itu atas Hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika Rasulullah selesai menceritakan cerita Nabi Sam’un Ghozi AS yang berjuang fisabilillah selama 1000 bulan, salah satu sahabat nabi berkata :
” Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiyullah Sam’un Ghozi AS. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diam sejenak.
Kemudian Malaikat Jibril AS datang dan mewahyukan kepada beliau, bahwa pada bulan Ramadhan ada sebuah malam, yang mana malam itu lebih baik daripada 1000 bulan.
Pada kitab Qishashul Anbiyaa, dikisahkan, bahwa Rasullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tesenyum sendiri, lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya,
” Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah ? ”
Rasullah menjawab, ” Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika dimana seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar . Semua Nabi dan Rasul berkumpul bersama umatnya masing- masing, masuk ke dalam surga.
Ada salah seorang nabi yang dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga, dia adalah Sam’un. ”
Demikian kisah Nabi Sam’un Ghozi AS atau yang lebih dikenal dengan Samson atau Simson .
Semoga dari kisah ini, dapat kita petik sebuah pelajaran di dalamnya .
Wassalam . ( ^ _ ^ )/
Sumber : http://alhurriyyah.lk.ipb.ac.id/kisah-nabi-samson/
Jumat, 22 November 2013
Saat menyanyikan lagu Indonesia Raya pada acara pembukaan di Auditorium Poltekkes Palembang |
Dari kiri ke kanan : Ketua BEM, Pembina LDK, Ketua LDK, dan Ketua Puskomda Sumsel |
Piala yang diperebutkan oleh setiap peserta dari masing-masing jurusan yang berbeda |
Adapun kata sambutan lain oleh yang mewakili Ketua DLM Poltekkes Palembang, Ketua BEM Poltekkes Palembang, Ketua LDK Poltekkes Palembang dan Ketua Pelaksana JFM 1435 H. “Ini merupakan kegiatan setiap tahun, jadi kita mengadakan kegaiatan ini bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat serta memperkuat tali silaturahim”. Ungkap Anggun Silvia selaku Ketua Pelaksana JFM 1345 H.
Penampilan drama dari Jurusan Farmasi sebagai Juara I Lomba Drama Islami |
Penampilan nasyid dari Jurusan Analis Kesehatan sebagai Juara III Lomba Nasyid |