Kamis, 02 Oktober 2014




Sabtu, 05 April 2014


Ini buletin LDK Mizan Edisi Maret 2014. Buletin ini merupakan salah satu media dakwah LDK Mizan Poltekkes Palembang.

Dapat di unduh dibawah ini:
Halaman 1&4
Halaman 2&3


Dengan ini kami beritahukan bahwa Lembaga Dakwah Kampus Mizan akan mengadakan “Kegiatan Refreshing Mentoring” yang akan dilaksanakan pada :

Hari : Minggu
Tanggal : 13 April 2014
Tempat : Bukit Siguntang Palembang
Waktu : Pukul 07.00 – Selesai
Fasilitas : Sertifikat dan Konsumsi

Dimohon segera mendaftar kepada Himpunan Jurusan Mahasiswa masing-masing.

Sabtu, 15 Februari 2014

Mengembalikan  LDK Pada Khitahnya
(Refleksi Fenomena Gerakan Dakwah Kampus Dari Virus Pragmatisme)

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyFwpVhqhzAKSFvdlY9wu9TymZ8VXmIBV0Dl6OXuv1zaC_pNs-40z6XJakkfe7mMPc1azLjH3aFUyc00Ix91WnVQ80SBCXxoYB-8ZkWt140SHuYp6SyfUa836MVwBmmB8Ee16F8D9HpxCI/s1600/logo-kop.jpg
 Adi Inzar Kusuma
(Ketua Puskomnas 2010-2011)


Muqaddimah
Dakwah kampus semakin menjadi suatu fenomena yang menarik untuk diperhatikan. Dengan segala hambatan dan  rintangan tetap akrab dengan nuansa pergerakan mahasiswa muslim. Dauroh, mentoring, kajian, seminar, sampai pada aksi-aksi keummatan. Kampus tidak lagi sekedar tempat tumbuhnya lokus intelektual semata. Ia pun semakin kental menjadi pusat pertumbuhan semangat dan aktivitas keislaman yang signifikan. Memasuki decade ketiga ini, dakwah kampus tidak cukup dengan stagnansi menjalani hari-hari dakwahnya tanpa sebuah inovasi.

Zaman cepat berubah “Today we have to run faster to stay in the same place”. Begitulah kira-kira ungkapan yang pernah dilontarkan oleh Kotler untuk melukiskan betapa pentingnya menangkap dinamika dan mengantisipasinya dengan langkah yang tepat agar dapat hidup di era turbelensi ini. Dalam kesempatan lain David Held (Global Transformation, 2000) menggambarkan bahwa globalisasi memiliki velocity (kecepatan), intencity (kedalaman), dan extencity (kekuasaan/daya jangkau) yang lebih dasyat dari sebelumnya. Hal ini menjadi tantangan sekaligus ancaman yang harus dihadapi oleh dakwah kampus agar berbenah diri menghadapinya.

Insan akademis yang kompetitif
Dakwah kampus tidak boleh melupakan tujuan perguruan tinggi secara umum, bahkan ia merupakan representasi nyata dari tujuan perguruan tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi harus mampu diterjemahkan oleh Aktivis Dakwah Kampus (ADK) dalam tafsiran yang tepat. Mengakttualkannya dalam bentuk program-program yang dinamis dan kreatif. Seperti juga visi pendidikan nasional “menciptakan insan akademis yang cerdas dan kompetitif”. Maka ADK harus tampil dengan peran resminya sebagai mahasiswa. LDK adalah Lembaga Dakwah Kampus yang telah memiliki sejarah tersendiri keberadaanya dalam pergerakan mahasiswa Islam Indonesia. Ratusan LDK telah tersebar diseluruh Indonesia seiring dengan pertumbuhan dunia Perguruan Tinggi sendiri. Selama lebih dari dua puluh tahun LDK berkembang dari gerakan elit, lalu membentuk komunitas, dan sekarang telah menjadi kenyataan sosiologis yang lebih luas lagi. Masyarakat kampus pada umumnya mulai terwarnai. Trend busana muslimah, nasyid, buku-buku pergerakan Islam, dauroh-dauroh, dan mentoring telah mengubah citra kampus yang sekuler, feodal, dan hedonistis menjadi “Pesantrean Modern” dimana kampus menjadi terasa Islami, egaliter, sederhana dan religious.

Pada awal tahun 90-an LDK telah merambah keperan yang lebih strategisn dengan mengambil posisi-posisi di lembaga-lembaga kemahasiswaan seperti BEM/Senat Mahasiswa. Pada FSLDK yang ke X, tahun 1998 di Malang para pemimpin LDK bahkan mengambil prakarsa untuk mendirikan KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Dengan demikian keberadaan LDK telah berkembang menjadi realitas sosial, dan menjadi realitas politik ditingkat nasional. Menilik kiprahnya yang signifikan dalam menentukan warna pergerakan mahasiswa di Indonesia, maka perannya ditingkat regional maupun internasional pun cepat berkembang. Apabila kemampuan untuk terus berkembang terpelihara dengan baik maka di masa yang akan datang alumni-alumni LDK yang semakin banyak akan menjadi penentu penting pembentukan masyarakat Islam Indonesia, sekaligus meneguhkan eksistensi politik umat.

LDK adalah modal dasar perjuangan, ia merupakan basis moral dan juga basis sosial dari pergerakan mahasiswa muslim. Oleh karena itu, LDK tidak boleh meninggalkan fungsi utama untuk membentuk kualitas kader handal sekaligus terus melahirkan produk di berbagai aspek kehidupan dalam rangka membentuk masyarakat Islami.

Ada beberapa hal yang perlu diperteguh sebagai basik position LDK. Pertama, LDK sebagai lembaga intra kampus yang merupakan bagian tidak terpisahkan baik dari struktural maupun cultural dari civitas akademika disuatu perguruan tinggi. Keberadaannya berbanding lurus dengan keberadaan perguruan tinggi. LDK akan tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan suatu perguruan tinggi. Kedua, inti keberadaan LDK adalah pembinaan dakwah di kampus. Oleh karena itu tanggung jawab untuk membina kader, dan fungsi laboratorium dakwah yang senantiasa memproduk berbagai trend Islamisasi menjadi kewajiban utamanya. LDK diaharapkan mampu menawarkan konsep-konsep Islami didunia akademik dan profesi. Suatu yang menjadi kebutuhan civitas akademika dikampus.

Ketiga, LDK adalah penjaga moral, perekat yang dinamis dan markas dakwah bagi seluruh elemen pergerakan mahasiswa. Artinya LDK harus mampu menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga kemahasiswaan  lain yang ada dikampus dalam  mensukseskan agenda-agenda dakwahnya. Keempat, LDK sebagai  lembaga intra kampus  adalah  lembaga yang  tidak langsung memasuki wilayah politik. Ia memproduk pemikiran-pemikiran politik, sikap moral dan akan menyalurkannya struktur terkait serta organisasi mahasiswa lainnya. Hal ini tidak berarti bahwa LDK akan menjadi sebuah gerakan parsial, namun semata-mata  merupakan  titik tekan, core competence, atau spesialisasi. Kelima, LDK adalah miniatur masyarakat Islam di Indonesia yang menampung berbagai problematika umat, kompleksitas, dan pluralitas didalamnya. LDK hendaknya dapat menjadi teladan dan pelopor pada setiap perubahan kearah Islami.
Dakwah kampus harus menjawab tawazunitas yang belum tuntas. Amal dakwah yang seimbang antara dakwiyah, fanniyah, dan siyasiyah menjadi titik tekan. Ketiga pendekatan amal dakwah kampus ini bukan sesuatu yang terkotak atau satu amal lebih dipentingkan dari amal yang lainnya. Ketiganya merupakan kesatuan amal yang terintegrasi menjadi kekhasan dakwah kampus. Ketertinggalan salah satu poin amal dakwah didalamnya merupakan sebuah kepincangan yang harus diperbaiki. Misalnya, selama ini amal dakwah fanniyah (keilmuan) seolah-olah di kesampingkan, dibandingkan dengan amal dakwiyah terutama amal siyasiyah.

Perubahan-perubahan structural maupun kultural akibat proses transisi sosial politik Indonesia. Karenannya diperlukan perubahan cara pandang terhadap diri dan lingkungan dalam menyikapinya. Patut dijadikan asumsi dalam menentukan format baru dakwah kampus kedepan adalah dinamika yang berkembang dikalangan ADK sendiri yaitu : Pertama, adanya kecenderungan untuk lulus cepat, hal ini selain disebabkan karena semakin singkatnya masa putus studi juga diakibatkan semakin mahalnya biaya pendidikan. Implikasinya adalah waktu yang dibutuhkan untuk berorganisasi tidak lama. Kedua, miskinnya tradisi intelektual dikalangan ADK dan mahasiswa secara umum. Hal itu tercermin dari sedikitnya dinamika intelektual yang berkembang dalam pers kampus. Kalaupun terbit semacam bulletin, namun itu tidak lebih dari saduran buku-buku dan tidak mencerminkan pergulatan intelektual dan ideology terhadap realitas sosial politik keummatan yang berkembang.

Mengembalikan LDK pada Khitahnya
Selain enam hal tersebut diatas yang seyogyanya diperteguhkan, ada beberapa agenda mendesak pokok-pokok pemikiran yang perlu dikedepankan pembahasannya di internal FSLDK dan LDK-LDK, hal ini didasarkan pada fenomena-fenomena kekinian yang memperlihatkan “melemahnya” peran dan gerak sy’iar dakwah kampus dibeberapa daerah-daerah Indonesia.

Pertama, mengeksplorasi permasalahan yang berkembang dan menjadi kendala bagi kemajuan LDK diwilayah, untuk menentukan skala prioritas pemenuhan kebutuhan bagi masing-masing LDK yang ada. Langkah selanjutnya yaitu penugasan kepada perangkat FSLDK untuk mempersiapkan strategi pendampingan terhadap LDK yang masih berada dalam tahap persiapan maupun permulaan. Hal ini sangat diperlukan dalam rangka penyamaan langkah perkembangan Islam yang dimulai dari gerakan intelektual kampus.  

Kedua, menyambut baik diterapkannya syari’at Islam dibeberapa daerah dan semakin menguatnya arus Islamisasi diberbagai lini secara parsial (melalui perda-perda, sekolah-sekolah Islam, dunia perbankan, ekonomi dan sebagainya), diperlukan sebuah perencanaan strategis yang terukur menuju model kampus yang Islami. Sehingga perwujudan lainnya akademis dan profesional muslim sejati bisa dilahirkan melaui kampus. Kajian-kajian bidang akademik dan riset keilmuaan serta penerapannya secara bertahap hendaknya mulai dilakukan, karena masyarakat saat ini tidak hanya membutuhkan pemahaman, tetapi yang lebih penting adalah implementasi nyata dari apa yang selalu kita suarakan.

Ketiga, memiliki kehidupan kampus yang kian dijerat oleh pragmentisme materi, hedonisme, dan pergaulan bebas, diperlukan langkah-langkah serius untuk menanggulanginya. Apabila tidak, akan terjadi fenomena melemahnya mental dan moral mahasiswa. Terserapnya mahasiswa kedalam mental dan moral budaya Barat dan kapitalisme global. Upaya- upaya sistematis untuk menghalau fenomena ini merupakan penguatan identitas dan kultur para aktivis dakwah kampus agar tidak ikut-ikutan tercemar seperti yang tergambar dalam melemahnya pergaulan antar ikhwan dan akhowat, millitansi, sifat kritis dan berbagai budaya yang bersifat laghwi (perkataan dan perbuatan yang sia-sia).

Keempat, semakin marak dan menjalannya kegiatan kristenisasi didalam kampus dan dimasyarakat umum dengan berbagai kedok dan cara. Perlu adanya penanganan yang intensif dan terfokus dari seluruh element umat Islam., lembaga keislaman, dan ormas-ormas Islam sehingga dapat memberikan pemahaman dan penanganan secara nyata terhadap hal tersebut. Butuh kerjasama dan jalinan komunikasi yang efektif dan efesien disetiap lini sehingga data dan fakta yang terjadi dapat lebih cepat diantisipasi dan ditangani.

Kelima, LDK perlu memperkuat syuro dan amal jama’i dilingkungan para aktifis dan masyarakat umum. LDK harus mengutamakan persaudaraan dan bergerak sinergis dengan berbagai komponen pergerakan mahasiswa, khususnya yang secara tradisional dilahirkan dan dibesarkan oleh LDK sendiri. Dalam sejarah panjang LDK yang sudah mengadakan ‘hajatan’ hingga FSLDKN ke XV yang diadakan di Ambon sebagai tuan rumahnya, ada metamorfosa dalam gagasan, organisasi, dan dinamika gerakan. Sepuluh tahun lebih FSLDK berjuang mencoba menata diri dan menyesuaikan aktivitas gerakannya dengan situasi zamannya. Dalam proses tersebut ada beberapa catatan yang perlu ditulis sebagai bahan kontemplasi, agar tidak gamang dalam memilih jalan dan tidak ragu memperbaiki bangsa ini serta sebagai awal untuk kembali kepada khitah perjuangan dakwah kampus.

Pertama, visi gerakan dan pragmatisme. Membentuk Kader Militan adalah tujuan dari proses kaderisasi yang dilakukan oleh LDK, atau Muslim Negarawan yang coba digaungkan oleh KAMMI. Kader Militan ataupun Muslim Negarawan hendaknya harus mulai tercermin dari kader-kader LDK dan KAMMI itu sendiri, terutama dijajaran para pemimpinnya. Bagaimana mungkin ide dan gagasan ini dapat tersosialisasi dan membumi dimasyarakat kalau penggagasnya justru jauh dari sosok seorang pribadi muslim. Sehingga wajarlah, ketika kalimat-kalimat ikhuwah islmiyah, amal jama’i, utamakan kuliah dahulukan dakwah hanya menjadi slogan belaka tanpa ada ruh kekuatan yang mampu mencerminkan itu semua. Ditengah-tengah menjalarnya pragmatisme gerakan mahasiswa, seharusnya kader atau pemimpin dapat menjadi teladan dalam aspek moral gerakan dengan menjaga idealisme khitaah gerak juang dan orientasi gerakan. Jangan sampai LDK justru larut dalam budaya pragmatisme gerakan dengan menghalalkan segala cara. LDK harus memiliki dhawabit (kerangka) moral dan etika dalam gerak juangnya. Ini diperlukan agar ijtihad setiap pemimpin LDK dalam menjalankan roda organisasi dan komunikasi tidak sampai menimbulkan ekses negative pribadi dan organisasi.

Kedua, komunikasi dan eksekusi gerakan. LDK harus menjadi organisasi yang terbuka (inklusif) bukan tertutup (eksklusif) serta dapat berkomunikasi dengan siapa pun dan ideology apa pun. Namun, dalam membangun komunikasi ini harus diawali dengan posisi yang jelas dan konsep yang kuat. Sehingga diharapkan gagasan-gagasan tersebut bisa menjadi gagasan bersama dalam konstribusi perbaikan bangsa dan negara. Hendaknya, bagi LDK komunikasi yang terbangun dengan pihak lain bukan sebagai alat untuk mempercepat mobilisasi vertical para pemimpinnya, tetapi lebih pada menjalankan fungsi da’i (penyeru pada kebenaran). Bargaining position LDK adalah visi gerakan dan kebenaran. Jangan justru agenda-agenda orang lain masuk dan menjadi agenda-agenda kita dan jangan sampai LDK menjadi kendaraan pihak lain dalam mewujudkan ambisi-ambisi pribadi, jika hal ini sudah terjadi maka LDK tidak lebih dari sebuah event organizer raksasa yang bekerja tergantung order.

Ketiga, LDK belakangan ini mewacanakan suksesi kepemimpinan dan regenerasi serta penokohan kadernya. LDK adalah sebuah gerakan yang tingkat pertumbuhannya sangat pesat, baik dari jumlah aspek kader maupun structural. LDK akhir tahun 2008 lalu dengan lingkup Nasional mengadakan pertemuan di Universitas Indonesia merumuskan konsep untuk membangun jaringan diluar negeri dengan konsep ‘FSLDK go Internasional’. LDK adalah organisasi besar yang memiliki manhaj kaderisasi yang cukup jelas dan lengkap, namun masih perlu perbaikan disisi implementasi. Perlu evaluasi kritis dalam proses regenerasi kepemimpinan di tubuh FSLDK. Karena regenerasi kepemimpinan bukan hanya faktor kederisasi, tetapi juga menyangkut bagaimana alur pemberdayaan kader di organisasi. Harus ada keseimbangan anatra kualitas kader dan mekanisme pemnberdayaanya. Jangan sampai ada kader yang punya ‘pangkat’ banyak, tetapi disisi lain ada kader yang ‘nganggur’.

Keempat, proses tourits (pewarisan) juga menjadi hal yang penting dalam regenerasi. Kader-kader yang potensial harus dipastikan mendapat pewarisan fikroh dan manhaj yang benar dan lurus dari pendahulunya, sehingga bangunan peradaban yang akan dibangun FSLDK bisa terus berlanjut, tidak selalu memulai dari nol. Krisis tourist inilah yang cukup memprihatinkan. Oleh sebab itu, wadah alumni LDK sepertinya harus bisa terealisasi pada forum-forum nasional untuk dibicarakan konsep dan teknisnya. Kosistensi agenda dan momentum. Salah satu kekuatan gerakan mahasiswa adalah kosistensi isu gerakan yang tergantung dengan ideologi dan visi gerakan. FSLDK seharusnya memiliki isu yang konsisten sebagai buah dari ideologi dan visi gerakan.

Khatimah
Mengakhiri tulisan ini, paling tidak sebagai solusi awal ada tiga pokok pemikiran tentang format baru dakwah kampus menurut saya yang perlu dikembangkan, pemikiran ini lahir dari perspektif peran kampus terkait dengan pronyek rekonstruksi negara madani dengan mempertimbangkan asumsi pergeseran lingkungan strategis akibat transisi sosial serta beberapa realita dikalangan ADK. Akselerasi kelulusan aktivis dakwah kampus yang kompetitif. Proyek rekonstruksi negara madani adalah proyek yang kompleks, karena waktu yang lama serta kebutuhan resources yang tidak sedikit. Dibutuhkan sebuah lumbung SDM yang mampu membentuk sebuah lapisan sosial yang terdiri dari da’iyah dengan kompetensi tinggi serta memiliki militansi untuk melakukan transformasi nilai-nilai rabbaniyah, baik secara struktural maupun cultural.
Lapisan sosial itu memiliki dua fungsi yaitu : Pertama,, adalah sebagai basis yang mapan bagi proses mobilitas vertikal para ADK untuk masuk  kedalam pusat-pusat pengambilan keputusan strategis, sebab pada kenyataannya tidaklah mungkin melakukan ishlalul hukumah seorang diri. Tidak mungkin seorang ADL menjadi tokoh publik, dan melakukan transformasi nilai-nilai rabbaniyah seorang diri. Dia membutuhkan dukungan dari berbagai kalangan dengan tingkat kompetensi yang tinggi. Kedua, adalah sebagai basis bagi lahirnya kandidat-kandidat calon pemimpin ummat yang maju dalam mimbar pemimpin mulai dari tingkat daerah hingga nasional, mulai dari suksesi kepemimpinan formal maupun nonformal. Jangan sampai ummat ini selalu ditimpa krisis calon pemimpin. Lapisan sosial itu sebagai kelas menengah muslim. Tanpa eksistensi lapisan sosial ini yang berkelanjutan, sulit membayangkan nasib dan proyek rekonstruksi negara madani. Dalam konteks inilah kita menempatkan dakwah kampus, dimana ia harus segera melakukan akselerasi kelulusan aktivisnya. Aktivis dengan seluruh kelengkapan fikrah, aqidah, suluk dan manhaj.
Memiliki kompetensi dan bermental petarung, sebab posisi-posisi strategis di masyarakat tidak ada yang gratis. Untuk setiap kelompok sosial dari kelas menengah, harus ada pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya. Artinya, dakwah kampus harus memberikan iklim yang kondusif bagi lahirnya para calon pedagang, intelektual, birokrasi dan professional. Jangan sampai ada aktivis dakwah kampus, yang setelah lulus luntang-lantung karena tidak mampu bersaing dilapangan kehidupan. Ketiga, dakwah kampus harus memiliki jaringan keorganisasian pasca kampus. Ada tiga jenis organisasi dalam suatu negara, tempat dimana sektor-sektor kehidupan negara dikelola. Yaitu organisasi publik (birokrasi), organisasi private (perusahaan), dan organisasi nirlaba (Ormas, LSM atau Asosiasi Profesi). Kelak para ADK akan terserap dan ditantang untuk berkiprah di ketiga sektor tersebut. Sebagai kader yang mengemban misi dakwah, ADK dituntut utnuk mampu berkiprah dan mengarahkan ketiga organisasi itu merekonstruksi Indonesia menjadi negara Madani. Artinya, mereka harus memiliki pengaruh dan magnet sehingga seluruh sektor kehidupan negara dapat berjalan kearah yang lebih baik dengan mengabsorbsikan nilai-nilai ketuhanan. Untuk dapat mencapai itu semua tentu saja bukan perihal mudah, butuh waktu untuk membuktikan integritas, kredibilitas, dan kompetensi ADK sebagai orang layak menempati dan bersaing dikesemua sektor tersebut.
Keempat, dakwah kampus harus mampu menumbuhkan semangat kewirausahaan dan penguasaan teknologi. Kemandirian ekonomi adalah salah satu ‘mata kuliah’ yang harus dilalui oleh Rasulullah saw pada masa-masa persiapan hingga menerima amanah Risalah Kenabian. Beliau mulai mengenal aktivitas kewirausahaan semenjak dini, yaitu ketika berusia 12 tahun, saat ia mengikuti kafilah dagang yang dipimpin Abu Thalib ke negeri Syam.
Menurut Al Buthy, ada dau pelajaran yang tersurat didalam kisah diatas. Pertama, menjag a integritas dan kredibilitas gerakan, “dakwahnya tidak akan dihargai orang manakala mereka menjadikan dakwah sebagai sumber rezekinya”. Tentunya kita menginginkan agar seruan dakwah ini selalu dihormati, disegani, dan didengar oleh ummat, sehingga dapat mengarahkan proses transformasi sosial kearah nilai-nilai ketuhanan. Namun, ketika ummat tidak lagi menghargainya, maka niscaya ia gagal dalam mengarahkan ummat. Kedua, menjaga independensi gerakan. “agar kita tidak nerhutang budi kepada seorang pun, yang dapat menghalangi dari menyatakan kebenaran dengan argumentasi adanya investor budi”. Pengguliran perubahan menuju negara madani, tidaklah mudah dimana pasti ada kekuatan status-quo yang tidak menghendaki perubahan. Mereka ingin agar Indonesia tetap berkubang dalam nilai-nilai jahiliyah.
Dalam era kompetensi ini, terjadilah sinergi yang beragam. Dibawah pengaruh politik setiap negara ia dibentuk. Politik negara yang dapat membangun sinergi positif antara ekonomi dan teknologi akan membuat negara-negara tersebut akan stabil dalam berbagai aspek. Namun, negara-negara yang gagal membangun sinergi antara kedua sektor tersebut dalam balutan kebijakan politiknya, akan menimbulkan proses kontradiktif yang membahayakan stabiliotas nasional. Ancaman disintegrasi bangsa mudah tampil dalam kehidupan negara tersebut. Meskipun kelak tidak semua ADK menjadi wirausahawan, namun cita-cita dan nilai-nilai seorang wirausahawan harus tetap terbawa selama hidupnya. Semoga investasi kebaikan diforum mulia ini dapat terimplementasikan dalam menjawab tantangan zaman yang ada, dan tentunya bisa memberikan solusi atas begitu banyaknya permasalahan-permasalahan Bangsa.

Wallahu A’lam Bishawwab.

Minggu, 29 Desember 2013

LAPORAN KEUANGAN (BERKALA)
LDK MIZAN MASA DAKWAH 2013/2014



No  Tanggal  Keterangan  Pemasukan  Pengeluaran Saldo
1 05 Juni 2013 Dana pendidikan untuk musbar          750.000,00                    750.000,00
2 05 Juni 2013 Sisa kas LDK lama      1.426.000,00               2.176.000,00
3 03 Juli 2013 Beli kotak saran                    78.000,00               2.098.000,00
4 18 Juli 2013 Sisa kegiatan TDO          254.000,00               2.352.000,00
5 20 Juli 2013 Kegiatan baksos                 600.000,00               1.752.000,00
6 21 Juli 2013 Sisa kegiatan baksos          302.100,00               2.054.100,00
7 02 September 2013 Paket pps            1.500.000,00                    554.100,00
8 19 September 2013 Dokumentasi                 100.000,00                    454.100,00
9 19 September 2013 Paket pps      2.310.000,00               2.764.100,00
10 19 September 2013 Buat name tag anggota                 400.000,00               2.364.100,00
11 19 September 2013 Humas                    64.000,00               2.300.100,00
12 20 September 2013 Infaq          454.200,00               2.754.300,00
13 21 September 2013 Danus          129.200,00               2.883.500,00
14 21 September 2013 Kegiatan Smile                 200.000,00               2.683.500,00
15 22 September 2013 Sumbangan             54.000,00               2.737.500,00
16 23 September 2013 Sisa kegiatan Smile           115.900,00               2.853.400,00
17 28 September 2013 Kegiatan TFT            1.000.000,00               1.853.400,00
18 28 September 2013 Infaq             56.000,00               1.909.400,00
19 29 September 2013 Sisa TFT             95.000,00               2.004.400,00
20 10 Oktober 2013 Kestari                 183.100,00               1.821.300,00
21 20 Oktober 2013 Infaq          357.100,00               2.178.400,00
22 27 Oktober 2013 Kestari             50.000,00               2.228.400,00
23 10 Nopember 2013 Kegiatan JFM            1.657.000,00                    571.400,00
24 15 Nopember 2013 Infaq Alumni          300.000,00                    871.400,00
25 17 Nopember 2013 Danus          604.100,00               1.475.500,00
26 20 Nopember 2013 Kestari                    32.000,00               1.443.500,00
27 18 Desember 2013 Infaq             51.000,00               1.494.500,00



Saldo Akhir Rp 1.494.500,00

DILAPORKAN DI : Palembang,        Desember 2013
                                                                                                    Syafar 1435 H

  Bendahara LDK Mizan Poltekkes Palembang


dto.
Ika Yuliana
PO.71.39.0.12.018

Senin, 23 Desember 2013

 

Rabu Akhir Safar

NAHAS HARI  RABU
Allah berfirman :
Sesungguhnya kami telah menghembuskan kepada mereka angin sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus”.
(Q.S. Al-Qomar : 19)

            Yaitu hari Rabu, berdasar dalil yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a, ia berkata : “Rasulullah saw telah ditanya tentang hari rabu. Lalu Beliau saw menjawab : “Hari Rabu adalah hari nahas yang terus menerus”.
               Mereka bertanya : “Kenapa bisa demikian, ya Rasulullah ?”.
            Jawab : “Karena pada hari itu Allah telah menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya, memusnahkan kaum Aad dan Tsamud, yaitu kaum Nabi Sholeh”.

            (Uraian): sebagian ulama’ mengatakan bahwa Allah telah membinasakan tujuh kaum yang kafir pada hari rabu dengan tujuh macam azab, mereka itu adalah :
pertama   :  Auj bin Unuq dibinasakan dengan burung Hudhud.
Kedua      :  Qorun dibinasakan dengan dibenamkan ke dalam tanah.
Ketiga   : Fir’aun dan pasukannya dibinasakan dengan ditenggelamkan ke dalam  sungai Nil.
Keempat : Namrud dibinasakan dengan nyamuk.
Kelima     : Kaum Luth dibinasakan dengan batu.
Keenam  : Syidad bin Aad dibinasakan dengan suara jeritan Jibril as.
Ketujuh   : Kaum Aad dibinaskan dengan angin yang kencang.

            Diambil dari Kitab As Sab’iyyaatu fil Mawaa’idhil Barriyyat karya Al Imam Syaikh Abu Nashr Muhammad bin Abdurrahman Al-Hamdaani.

-------------------------------------------------------------------------

RABU AKHIR BULAN SHAFAR.

            Kata Ulama’ disebut di dalam Kitab Al-Jawahir ; Allah Ta’ala menurunkan bala’ pada tiap-tiap tahun sebanayak 320.000 (tiga ratus dua puluh ribu) bala’. Semua itu diturunkan sekalian pada hari rabu akhir shafar. Maka pada hari itu keadaannya lebih payah daripada setahun. Demikian yang dikatakan oleh Syekh Muhamad bin Ismail Daud Al-Fathoni di dalam kitabnya “ Al-Bahjatul Mardhiyah”.
            Jelaslah bahwa hari rabu adalah hari nahas, terutama pada hari rabu  di akhir bulan shafar, sebagian ulama’ mengakui turunnya bala’ ke dunia ini besar-besaran pada akhir bulan shafar.

            Golongan ulama’–ulama’ salaf lebih detail mengatakan bahwa setelah 1 Muharam (tahun baru Islam), seluruh catatan dan amaliah manusia baik maupun jelek diangkat kelangit dan diperhitungkan dengan seksama. Amal yang baik ditandon di langit dan ada kalanya diturunkan di bumi, sedangkan amal-amal jelek/buruk serta dosa-dosa manusia diturunkan kembali ke bumi, dibuang ke laut (ada yang mengatakan menjadi buaya-buaya dan binatang-binatang laut lainnya). Tetapi lautan yang begitu luas tidak menampung banyaknya dosa-dosa tersebut, yang akhirnya meluber kedaratan menjadi berbagai penyakit, musibah, bala’ dan bencana.           
Hal ini terjadi secara serempak dan total pada hari rabu di akhir bulan shafar. Wallohu a’lam bishshowwab.

            Sebaliknya sebagai perimbangannya ada yang dinamakan rahmat, barakah, ada yang dinamakan hidayah, yang semua ini diturunkan pada waktu-waktu tertentu. Seperti pada bulan Rajab, Sya’ban, Ramadlon, Dzulhijjah dan Muharram. Nyatalah bahwa Tuhan telah mengatur perimbangan yang sangat sempurna antara yang baik dan buruk dengan perbandingan 1 : 10. seperti yang dijelaskan di hadist bahwa kebaikkan 1 di balas dengan sepuluh sedangkan kejahatan 1 di balas 1.
            Perbandingan ini sebenarnya telah menunjukkan sifat Rahman dan Rahimnya Allah Ta’ala kepada manusia. Tetapi manusianya sendirilah yang tak mau berfikir dan bersyukur dalam perjalanan hidupnya. Sehingga walaupun telah didespensasi seperti itu, tetap saja manusia banyak kesalahan dan dosa yang dilakukan.
            Dan yang lebih parahnya manusia selalu ingin instan (langsung jadi) dalam melakukan penebusan-penebusan dosanya, sedangkan dengan jelas Allah melalui Rasul-Nya telah menunjukkan cara-caranya dan diberi waktu-waktu yang penuh dengan bonus pahala, tetapi tetap saja manusia tidak mau mencari secara sungguh-sungguh dan jelasnya tidak mau proses secara alami alias tidak mau sengsara.
            Lebih jelasnya dalam setahun Allah Ta’ala menurunkan kebaikkan dan keburukan di bagi dalam bulan-bulan tertentu yang mempunyai kelebihan sendiri-sendiri, antara lain :
  1. Bulan Rajab kelebihannya ada pahala puasa sunnah dan istighfar rajab. Kejadian pada waktu itu adalah Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad saw.
  2. Bulan Sya’ban terkenal dengan Nisyfu Sya’ban.
  3. Bulan Ramadlon dengan puasa wajibnya dan terkenal dengan Malam Lalilatul Qadarnya.
  4. Bulan Dzulhijjah terkenal dengan haji & puasa sembilan hari pertamanya, terutama Hari Arafah dan Hari Tarwiyahnya.
  5. Bulan Muharrom terkenal dengan Doa Akhir & Awal Tahunnya serta hari Asyuranya.
  6. Kemudian sebagai perimbangannya dalam setahun itu diturunkan sekaligus keburukan (bala’, bencana, penyakit dan wabah) di akhir bulan shafar.
Keterangan :
Kejahatan atau keburukan yang dimaksud dimuka bumi ini, ada beberapa macam yang bisa dipilah seperti :
  1. Kejahatan yang turun dari langit., seperti wabah penyakit, udara buruk, topan, petir, rihul ahmar, kuman, penyakit yang berterbangan diudara dan sebagainya.
  2. Kejahatan yang naik ke langit., seperti catatan amal buruk yang dibawah oleh malaikat kelangit, ruh-ruh orang orang jahat, Iblis serta anak buahnya yang mencuri berita dilangit yang kemudian menyebarkannya dengan ditambah berbagai berita bohong.
  3. Kejahatan yang terjadi di muka bumi. seperti gangguan syetan, jin dan manusia, binatang buas, kezaliman, hasut, fitnah, niat jahat, kecelakaan, peperangan dan sebagainya.
  4. Kejahatan yang keluar dari bumi.seperti gempa bumi, gunung meletus, gas beracun, binatang-binatang yang keluar dari bumi (ular, kalajengking dll).
            Oleh sebab itu wahai saudara-saudaraku sesama muslim, kita dituntut untuk selalu berdoa memohon perlindungan kehadirat Allah Ta’ala dari segala musibah atau kejahatan tersebut dalam setiap waktu dan tempat. Khususnya pada hari rabu di akhir bulan shafar ini, marilah bersama-sama kita memohon perlindungan dengan membaca doa dan wirid yang dilakukan secara jama’ah.

            Inilah tata cara ritual hari rabu akhir shafar, dengan sholat sunnah tasbih (2 atau 4 rakaat) kemudian dilanjutkan dengan sholat daf’ul bala’ wal waba’ (2 raka’at). Hal ini dilaksanakan sebaiknya sesudah sholat maghrib pada hari selasa malam.
 
Sumber:  http://renungangusis.blogspot.com/2011/01/rabu-akhir-safar.html
 

Sumber: Rillah LDK Mizan Desember 2013

Mahasiswa dipilih sebagai pelaku karena memiliki potensi yang besar sebagai agen perubahan. Mahasiswa sebagai segmen pemuda yang tercerahkan Karena memiliki kemampuan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang memiliki kemampuan logis dalam berfikir sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Sebagai bagian dari pemuda, mahasiswa juga memiliki karakter positif lainnya, antara lain idealis dan energik.dealis berari (sehrusnya) mahasiswa masih belum terkotori oleh kepentingan pribadi, juga belum terbebabni oleh beban sejarah atau beban posisi. Artinya mahasiswa masih bebas menempatkan diri pada posisi yang dia anggap terbaik, tanpa adanya resistansi yang lebih besar. Sedangkan energik berarti pemuda biasanya siap sedia melakukan “kewajiban” yang dibebankan oleh suatu ideology manakala dia telah meyakini kebenaran ideology itu.

Dengan potensi itu, wajar jika pada setiap zaman kemudian pemuda memegang peranan pening dalam perubahan kaumnya. Kita lihat kisah Ibrahim as sang pembaharu, atau kisah pemudi kahfi (Q.S. 18: 9-26) yang masing-masing sigap menerima kebenaran.

Ada ulama yang kemudian menyampaikan bahwa pemuda memiliki 3 peran:
1.Sebagai generai penerus (Q.S Ath Thur : 21); meneruskan nilai-nilai kebaikan yag ada pada suatu kaum.
2.Sebagai generasi pengganti (Q.S. Maidah : 54); menggantikan kaum yang memang sudah rusak dengan karakter mencintai dan dicintai Allah, lemah lembut kepada kaum mu’min, tegas kepada kaum kafir, dan tidak takut celaan orang yang mencela.
3.Sebagai generai pembahari (Q.S. Maryam : 42); memperbaiki dan memperbaharui kerusakan yang ada pada suatu kaum.

Islam adalah sebuah ideology yang memberikan energi besar bagi perubahan. Hal ini dimungkinkan karena karakter Islam yang syumul, mewarnai seluruh aspek kehidupn dan mengatur seluruh bagian manusia.
Berbicara tentang perubahan, tentunya akan memunculkan pertanyaan mengapa harus ada perubahan? Kondisi saat ini sangat jauh dari ideal. Tidak perlu kita pungkiri bahwa masyarakt (termasuk atau terutama di Indonesia) saat ini masih cukup jauh dari Islam. Contoh yang jelas tampak di permukaan adalah pada moral masyarakat, misalnya korupsi yang membudaya atau adanya pergaulan bebas. Oleh karena itu tidak salah jika ada ulama yanh mengatakan kondisi sekarang sebagai jahiliyah modern.

Melakukan perubahan adalah perintah si dalam ajaran Islam, sebagaimana dalam sebiuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung, orang yang hari ini sama dengan kemarin berarti rudi, dan orang yang hari ini lebih buruk dari kemarin adalah celaka. Artinya kalau kita membiarkan kondisi statis tanpa perubahan –apalagi membiarkan perubahan ke arah yang lebih buruk- berarti kita tidak termasuk orang yang beruntung. Juga di dalam Ali Imran:104 Allah memerintahkan agar ada kaum yang menyeru kepada kebaikan –sebagai sebuah perubahan.

Dengan mengetahui sedimikian hebat dan canggihnya usaha musuh-musuh Islam khususnya Yahudi di dalam memurtadkan atau minimal mensekulerkan kaum muslimin, dan hasil usaha mereka telah mencengkeram berurat berakar pada tubuh kaum muslimin, tibul pertanyaan : Apakah kondisi yang demikian parah tidak dapat dirubah? Lalu siapakah yang mampu merubah kondisi tersebut? Dan bagaimana caranya?
Sudah merupakan sunatullah bahwa pergiliran kemenangan merupakan suatu kepastian yang akan terjadi.
Maka perubahan menuju kejayaan Islam dan kaum muslimin bukanlah suatu hal yang mustahil. Yang paling bertanggungjawab akan kebangkitan Islam bukanlah orang lain melainkan tentu saja umat Islam itu sendiri, khususnya para pemuda pemudi dan lebih khusus lagi para mahasiswa dan mahasiswi Islam.
Sejarah membuktikan unsur utama perubah kekalahan menjadi kemenangan adalah generasi muda. Sejak zaman para nabi hingga sekarang para pemudalah yang menjadi garda depan perubahan kondisi ummat.

Para pemuda seharusnya menyadari bahwa inilah saat yang paling tepat untuk beubah dan ikut merubah kondisi. Rasulullah bersabda: Gunakanlah lima perkara sebelum dating lima perkara yaitu :
1.Hidupmu sebelum matimu
2.Kesehatanmu sebelum sakitmu
3.Masa luangmu sebelum kesibukanmu
4.Masa mudamu sebelum masa tuamu
5.Masa kayamu sebelum masa miskinmu

Untuk perisai bagi terjaganya waktu muda maka perlu memperhatikan suatu riwayat tentang adanya pertanyaan penting di akhirat kelak khususnya kepada para pemuda yakni:
1.Umurnya, untuk apa ia habiskan?
2.Tentang masa mudanya, juga untuk apa ia manfaatkan?
3.Hartanya, darimana ia peroleh dan kemana ia infakkan (keluarkan)?
4.Ilmunya, apa yang telah ia lakukan dengan ilmunya itu?

Masa muda memang penuh tantangan yang harus digunakan untuk mencapai kedewasaan, kematangan dan kepribadian Islami yang benar-benar tangguh. Seorang pemuda yang banyak melakukan penyimpangan akhlak, pemikiran dan tugas-tugas dimana letak keindahannya? Untuk itu Ia harus memperbaiki diri bersama Islam, bersama orang-orang shaleh, yang bersama-sama meningkatkan kualitas akhlaknya, Ilmu, wawasan, amal, kekuatan fisik dan kemandirian.

Maraji’:
-Buku Penunjang Materi Asistensi Agama Islam Faperta UGM
 http://harokah.blogspot.com/2005/12/peran-mahasiswa-islam.html

Minggu, 24 November 2013




Memperbanyak puasa selama bulan Muharram

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أفضل الصيام بعد رمضان ، شهر الله المحرم
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)

Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:
ما رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يتحرى صيام يوم فضَّلة على غيره إلا هذا اليوم يوم عاشوراء ، وهذا الشهر – يعني شهر رمضان
“Saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih satu hari untuk puasa yang lebih beliau unggulkan dari pada yang lainnya kecuali puasa hari Asyura’, dan puasa bulan Ramadhan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Puasa Asyura’ (puasa tanggal 10 Muharram)
Dari Abu Musa Al Asy’ari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
كان يوم عاشوراء تعده اليهود عيداً ، قال النبي صلى الله عليه وسلم : « فصوموه أنتم ».
Dulu hari Asyura’ dijadikan orang yahudi sebagai hari raya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasalah kalian.” (HR. Al Bukhari)

Dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
سئل عن صوم يوم عاشوراء فقال كفارة سنة
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Asyura’, kemudian beliau menjawab: “Puasa Asyura’ menjadi penebus dosa setahun yang telah lewat.” (HR. Muslim dan Ahmad).

Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:
قَدِمَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمَدِينَةَ وَالْيَهُودُ تَصُومُ عَاشُورَاءَ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ ظَهَرَ فِيهِ مُوسَى عَلَى فِرْعَوْنَ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – لأَصْحَابِهِ «أَنْتُمْ أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْهُمْ ، فَصُومُوا».
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai di Madinah, sementara orang-orang yahudi berpuasa Asyura’. Mereka mengatakan: Ini adalah hari di mana Musa menang melawan Fir’aun. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat: “Kalian lebih berhak terhadap Musa dari pada mereka (orang yahudi), karena itu berpuasalah.” (HR. Al Bukhari)

Keterangan:
Puasa Asyura’ merupakan kewajiban puasa pertama dalam islam, sebelum Ramadlan. Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz radliallahu ‘anha, beliau mengatakan:
أرسل النبي صلى الله عليه وسلم غداة عاشوراء إلى قرى الأنصار : ((من أصبح مفطراً فليتم بقية يومه ، ومن أصبح صائماً فليصم)) قالت: فكنا نصومه بعد ونصوّم صبياننا ونجعل لهم اللعبة من العهن، فإذا بكى أحدهم على الطعام أعطيناه ذاك حتى يكون عند الإفطار
Suatu ketika, di pagi hari Asyura’, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang mendatangi salah satu kampung penduduk Madinah untuk menyampaikan pesan: “Siapa yang di pagi hari sudah makan maka hendaknya dia puasa sampai maghrib. Dan siapa yang sudah puasa, hendaknya dia lanjutkan puasanya.” Rubayyi’ mengatakan: Kemudian setelah itu kami puasa, dan kami mengajak anak-anak untuk berpuasa. Kami buatkan mereka mainan dari kain. Jika ada yang menangis meminta makanan, kami memberikan mainan itu. Begitu seterusnya sampai datang waktu berbuka. (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Setelah Allah wajibkan puasa Ramadlan, puasa Asyura’ menjadi puasa sunnah. A’isyah radliallahu ‘anha mengatakan:
كان يوم عاشوراء تصومه قريش في الجاهلية ،فلما قد المدينة صامه وأمر بصيامه ، فلما فرض رمضان ترك يوم عاشوراء ، فمن شاء صامه ، ومن شاء تركه
Dulu hari Asyura’ dijadikan sebagai hari berpuasa orang Quraisy di masa jahiliyah. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melaksanakn puasa Asyura’ dan memerintahkan sahabat untuk berpuasa. Setelah Allah wajibkan puasa Ramadlan, beliau tinggalkan hari Asyura’. Siapa yang ingin puasa Asyura’ boleh puasa, siapa yang tidak ingin puasa Asyura’ boleh tidak puasa. (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Puasa Tasu’a (puasa tanggal 9 Muharram)

Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau menceritakan:
حين صام رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم عاشوراء وأمر بصيامه ، قالوا : يا رسول الله ! إنه يوم تعظمه اليهود والنصارى ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((فإذا كان العام المقبل ، إن شاء الله ، صمنا اليوم التاسع )) . قال : فلم يأت العام المقبل حتى تُوفي رسول الله صلى الله عليه وسلم
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura’ dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. Kemudian ada sahabat yang berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya hari Asyura adalah hari yang diagungkan orang yahudi dan nasrani. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahun depan, kita akan berpuasa di tanggal sembilan.” Namun, belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsudah diwafatkan. (HR. Al Bukhari)

Adakah anjuran puasa tanggal 11 Bulan Muharram?

Sebagian ulama berpendapat, dianjurkan melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram, setelah puasa Asyura’. Pendapat ini berdasarkan hadis:
صوموا يوم عاشوراء وخالفوا فيه اليهود وصوموا قبله يوما أو بعده يوما
“Puasalah hari Asyura’ dan jangan sama dengan model orang yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad, Al Bazzar).
Hadis ini dihasankan oleh Syaikh Ahmad Syakir. Hadis ini juga dikuatkan hadis lain, yang diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra dengan lafadz:
صوموا قبله يوماً وبعده يوماً
“Puasalah sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya.”
Dengan menggunakan kata hubung وَ (yang berarti “dan”) sementara hadis sebelumnya menggunakan kata hubung أَوْ (yang artinya “atau”).

Al-Hafidz Ibn Hajar menjelaskan status hadis di atas:
Hadis ini diriwayatkan Ahmad dan al-Baihaqi dengan sanad dhaif, karena keadaan perawi Muhammad bin Abi Laila yang lemah. Akan tetapi dia tidak sendirian. Hadis ini memiliki jalur penguat dari Shaleh bin Abi Shaleh bin Hay. (Ittihaf al-Mahrah, hadis no. 2225)
Demikian keterangan Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Munajed.
Sementara itu, ulama lain berpendapat bahwa puasa tanggal 11 tidak disyariatkan, karena hadis ini sanadnya dhaif. Sebagaimana keterangan Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam ta’liq musnad Ahmad. Hanya saja dianjurkan untuk melakukan puasa tiga hari, jika dia tidak bisa memastikan tanggal 1 Muharam, sebagai bentuk kehati-hatian.

Imam Ahmad mengatakan:
Jika awal bulan Muharram tidak jelas maka sebaiknya puasa tiga hari: (tanggal 9, 10, dan 11 Muharram), Ibnu Sirrin menjelaskan demikian. Beliau mempraktekkan hal itu agar lebih yakin untuk mendapatkan puasa tanggal 9 dan 10. (Al Mughni, 3/174. Diambil dari Al Bida’ Al Hauliyah, hal. 52).
Disamping itu, melakukan puasa 3 hari, di tanggal 9, 10, dan 11 Muharram, masuk dalam cakupan hadis yang menganjurkan untuk memperbanyak puasa selama di bulan Muharram. Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Ibnul Qayim menjelaskan bahwa puasa terkait hari Asyura ada tiga tingkatan:
  1. Tingkatan paling sempurna, puasa tiga hari. Sehari sebelum Asyura, hari Asyura, dan sehari setelahnya.
  2. Tingkatan kedua, puasa tanggal 9 dan tanggal 10 Muharram. Ini berdasarkan banyak hadis.
  3. Tingkatan ketiga, puasa tanggal 10 saja.
(Zadul Ma’ad, 2/72)

Bolehkah puasa tanggal 10 saja?

Sebagian ulama berpendapat, puasa tanggal 10 saja hukumnya makruh. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berencana untuk puasa tanggal 9, di tahun berikutnya, dengan tujuan menyelisihi model puasa orang yahudi. Ini merupakan pendapat Syaikh Ibn Baz rahimahullah.
Sementara itu, ulama yang lain berpendapat bahwa melakukan puasa tanggal 10 saja tidak makruh. Akan tetapi yang lebih baik, diiringi dengan puasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya, dalam rangka melaksanakan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam majmu’ fatawa, Syaikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya:
Bolehkah puasa tanggal 10 Muharam saja, tanpa puasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya. Mengingat ada sebagian orang yang mengatakan bahwa hukum makruh untuk puasa tanggal 10 muharram telah hilang, disebabkan pada saat ini, orang yahudi dan nasrani tidak lagi melakukan puasa tanggal 10.
Beliau menjawab:
Makruhnya puasa pada tanggal 10 saja, bukanlah pendapat yang disepakati para ulama. Diantara mereka ada yang berpendapat tidak makruh melakukan puasa tanggal 10 saja, namun sebaiknya dia berpuasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Dan puasa tanggal 9 lebih baik dari pada puasa tanggal 11. Maksudnya, yang lebih baik, dia berpuasa sehari sebelumnya, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Jika saya masih hidup tahun depan, saya akan puasa tanggal sembilan (muharram).” maksud beliau adalah puasa tanggal 9 dan 10 muharram….. Pendapat yang lebih kuat, melaksanakan puasa tanggal 10 saja hukumnya tidak makruh. Akan tetapi yang lebih baik adalah diiringi puasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. (Majmu’ Fatawa Ibn Utsaimin, 20/42)

Artikel KonsultasiSyariah.com

Sabtu, 23 November 2013

 

Nabi Samson, Nabi Yang Tidak Memiliki Pengikut 1 Orang-pun. Kisah Nabi Sam’un Ghozi AS ( Samson ) salah satu dari 124.000 Nabi. Seperti yang diketahui di dalam ajaran Islam, bahwa Jumlah Nabi menurut hadits yaitu 124.000 Orang, dan Rasul berjumlah 312 Orang, sesuai rukun iman ke-4 di dalam rukun iman diwajibkan untuk mengetahui 25 orang nabi dan rasul.

Dari Abi Zar ra, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi,
” Jumlah para nabi itu adalah seratus dua puluh empat ribu ( 124.000 ) nabi.”
” Lalu berapa jumlah Rasul di antara mereka ? ”
Beliau menjawab, ” Tiga ratus dua belas ( 312 ) Orang. ”
( Hadits Riwayat At-Turmuzy )

Samson atau Simson, merupakan seorang nabi di dalam ajaran islam yang dikenal dengan nama Nabi Sam’un Ghozi AS. Kisah nabi ini, terdapat di dalam kitab-kitab, seperti kitab Muqasyafatul Qulub dan kitab Qishashul Anbiyaa. Nabi Sam’un Ghozi AS memiliki kemukjizatan, yaitu dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana.

Cerita Nabi Sam’un Ghozi AS adalah kisah Israiliyat yang diceritakan turun-temurun di jazirah Arab. Cerita ini melegenda jauh sebelum Rasulullah lahir. Dari kitab Muqasyafatul Qulub karangan al Ghazali, diceritakan bahwa Rasulullah berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan.

Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Sam’un Ghozi AS, beliau adalah Nabi dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi. Dikisahkan Nabi Sam’un Ghozi AS berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketangguhan dan keperkasaan Nabi Sam’un dipergunakan untuk menentang penguasa kaum kafirin saat itu, yakni raja Israil.

Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Sam’un. Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga akhirnya atas nasehat para penasehatnya diumumkanlah, barang siapa yang dapat menangkap Sam’un Ghozi, akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah.

Singkat cerita Nabi Sam’un Ghozi AS terpedaya oleh isterinya. Karena sayangnya dan cintanya kepada isterinya, nabi Sam’un berkata kepada isterinya,
”Jika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku.”

Akhirnya Nabi Sam’um Ghozi AS diikat oleh istrinya saat ia tertidur, lalu dia dibawa ke hadapan sang raja.
Beliau disiksa dengan dibutakan kedua matanya dan diikat serta dipertontonkan di istana raja. Karena diperlakukan yang sedemikian hebatnya, Nabi Sam’un Ghozi AS berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau berdoa dengan dimulai dengan bertaubat, kemudian memohon pertolongan atas kebesaran Allah. Do’a Nabi Sam’un dikabulkan, dan istana raja bersama seluruh masyarakatnya hancur beserta isteri dan para kerabat yang mengkhianatinya.

Kemudian nabi bersumpah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas semua kebathilan dan kekufuran yang lamanya 1000 bulan tanpa henti. Semua itu atas Hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika Rasulullah selesai menceritakan cerita Nabi Sam’un Ghozi AS yang berjuang fisabilillah selama 1000 bulan, salah satu sahabat nabi berkata :
” Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiyullah Sam’un Ghozi AS. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diam sejenak.
Kemudian Malaikat Jibril AS datang dan mewahyukan kepada beliau, bahwa pada bulan Ramadhan ada sebuah malam, yang mana malam itu lebih baik daripada 1000 bulan.

Pada kitab Qishashul Anbiyaa, dikisahkan, bahwa Rasullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tesenyum sendiri, lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya,
” Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah ? ”
Rasullah menjawab, ” Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika dimana seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar . Semua Nabi dan Rasul berkumpul bersama umatnya masing- masing, masuk ke dalam surga.
Ada salah seorang nabi yang dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga, dia adalah Sam’un. ”

Demikian kisah Nabi Sam’un Ghozi AS atau yang lebih dikenal dengan Samson atau Simson .
Semoga dari kisah ini, dapat kita petik sebuah pelajaran di dalamnya .
Wassalam . ( ^ _ ^ )/

Sumber : http://alhurriyyah.lk.ipb.ac.id/kisah-nabi-samson/

Jumat, 22 November 2013


Saat menyanyikan lagu Indonesia Raya pada acara pembukaan di Auditorium Poltekkes Palembang

Sabtu, 16 November 2013 bertempat di Auditorium Poltekkes Palembang diadakan Pembukaan Kegiatan Jannah For Mujahid (JFM) 1435 H. Kegiatan ini merupakan program kerja dari Departemen Syiar dengan megusung Tema “Jalinan Ukhuwah Untuk Muharram Jadikan Hidayah”. Kegiatan ini diadakan bertujuan untuk memperingati datangnya 1 Muharram 1345 H dan mempererat tali silaturahmi antar setiap jurusan di lingkungan Poltekkes Palembang. Kegiatan JFM 1345 H ini diikuti oleh 6 jurusan di lingkungan Poltekkes Palembang, yaitu Keperawatan, Kebidanan, Farmasi, Keperawatan Gigi, Gizi, dan Analis Kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari mulai tanggal 16 sampai 17 November 2013. Hari pertama dipertandingkan perlombaan nasyid, dai dan daiyah, kaligrafi. Hari kedua dipertandingkan lomba drama islami, adzan, cerdas cermat, dan puisi islami.

Dari kiri ke kanan : Ketua BEM, Pembina LDK, Ketua LDK, dan Ketua Puskomda Sumsel

Piala yang diperebutkan oleh setiap peserta dari masing-masing jurusan yang berbeda

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Pembina LDK Mizan Poltekkes Palembang yaitu Bapak Sopyan, S.Sos sekaligus sebagai Kepala Sub Bagian Administrasi Umum (ADUM) Poltekkes Kemenkes Palembang. Dalam sambutannya, “Saya sangat bangga terhadap LDK Mizan terutama kepada Ketua LDK Mizan dan kepada para panitia yang telah membuat acara yang bagus ini. Semoga kita semua termasuk dalam tujuh  golongan yang dijanjikan oleh Allah SWT". Kata sambutan lain dari Ketua Puskomda LDK Sumatera Selatan dalam hal ini diwakilkan oleh Sekertaris Umum Puskomda yaitu Suherman, "Kami dari Puskomda FSLDK Sumsel yaitu pusat komunikasi daerah forum silaturrahim LDK Sumatera Selatan yang menaungi seluruh LDK yang ada di Sumatera Selatan, termasuk LDK Mizan yang saat ini melaksanakan acara yang luar biasa dengan tema Jannah For Mujahid. Walaupun kegiatan ini bersifat kompetisi, tapi berkompetisilah dengan baik sesuai ajaran Islam sehingga tercapai tujuan dari pada kegiatan ini yaitu menjalin Ukhuwah untuk Muharram Jadikan Hidayah.
Adapun kata sambutan lain oleh yang mewakili Ketua DLM Poltekkes Palembang, Ketua BEM Poltekkes Palembang, Ketua LDK Poltekkes Palembang dan Ketua Pelaksana JFM 1435 H. “Ini merupakan kegiatan setiap tahun, jadi kita mengadakan kegaiatan ini bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat serta memperkuat tali silaturahim”. Ungkap Anggun Silvia selaku Ketua Pelaksana JFM 1345 H.
Penampilan drama dari Jurusan Farmasi sebagai Juara I Lomba Drama Islami
Penampilan nasyid dari Jurusan Analis Kesehatan sebagai Juara III Lomba Nasyid



 Achmad Faisal Rosyadi selaku Ketua LDK Mizan menguangkapakan, “Kegiatan ini sebaiknya dijadikan ajang silaturahmi kita semua di lingkungan Poltekkes Palembang. Harapannya supaya acara berlangsung dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Dan bisa menghormati keputusan dewan juri”. Para peserta yang sangat antusias mengikuti acara yang berlangsung selama dua hari. Tak lupa Biro Dana dan Usaha membuka stan makanan dan minuman. Diikuti pula oleh Departemen Kemuslimahan membuka bazar buku. Hari kedua, soreharinya merupakan saat pengumuman pemenang lomba. Sebagai juara umum dari kegiatan JFM 1435 H adalah Jurusan Keperawatan. (mkkt)

Oleh : Sekertaris Umum dan Biro Kesekretariatan